Minyak tradisional Karo sebagai warisan leluhur
Minyak Karo sebagai Metode Pengobatan
Minyak Karo adalah minyak tradisional yang dibuat oleh suku Karo yang secara tradisional dicampur dari berbagai bahan dan rempah dan telah sangat dikenal karena manfaatnya serta telah digunakan sejak lama di kalangan masyarakat Sumatera Utara. Urut atau dalam bahasa Karo disebut alun adalah metode pengobatan tradisional (pijat). Khusus bagi masyarakat Karo, metode pengobatan dengan cara pijat telah dikenal secara turun-temurun dan diterapkan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit (Tarigan, 2017, hlm. 1).
Minyak Karo sebagai Pengganti tabas
Jelas bahwa tabas-tabas (mantra) adalah jenis kepercayaan magis yang setelah masyarakat Karo menjadi Kristen, tidak diperbolehkan lagi melakukan nabas (membaca mantra) (Ginting, 1999, hlm. 95). Manfaat Minyak Karo antara lain mengobati pegal-pegal, mengatasi masuk angin, menurunkan panas/demam, menyembuhkan luka, mengobati sengatan binatang, mengatasi gatal-gatal, memperkuat tulang pada bayi, mengobati lumbago (sakit pinggang), mengobati rematik, mengatasi keseleo, mengobati sakit badan, dan mengatasi kram otot. Minyak Karo adalah obat luar sehingga penggunaannya hanya dengan cara dioleskan, diaplikasikan atau dipijatkan (Nasution, Suharyanto, & Dasopang, 2020).
Minyak Karo sebagai warisan leluhur
Di Indonesia, kearifan lokal merupakan filosofi dan pandangan hidup yang diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan seperti dalam nilai-nilai sosial ekonomi, arsitektur, kesehatan, perencanaan lingkungan, dan sebagainya. Kearifan lokal dalam bidang kesehatan diwujudkan dalam bentuk obat-obatan dan pengobatan tradisional, seperti penggunaan kencur untuk mengobati batuk dan daun jambu biji untuk mengobati diare (Dokhi, dkk., 2016).
Hampir setiap rumah pasti memiliki minyak karo yang menjadi obat andalan keluarga, terutama saat mengalami pegal-pegal, tidak enak badan, luka akibat jatuh/teriris, gatal-gatal akibat alergi atau gigitan serangga, dan lain sebagainya (Sitepu, 2014).
Manjur nya Minyak Karo
Seorang pemain bulu tangkis Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, dapat dijadikan sebagai testimoni seorang yang merasakan manfaat Minyak Karo. Awalnya dia tidak ingin menggunakannya karena minyak itu berbau. Namun ternyata, Anthony mampu memenangkan dua gim sekaligus melawan Kento Momota, seorang pemain Jepang yang merupakan unggulan kedua di Asian Games 2018. Anthony berhasil menang dengan skor 21-18, 21-18, dan berhak melaju ke perempat final” (Laksaman, 2018).
Minyak Karo diakui oleh Jurnal International
Beberapa jurnal internasional, lingkungan, dan antropologi telah mengulas tentang minyak Karo sebagai obat tradisional. Teori-teori yang digunakan sebagai alat analisis adalah teori perlindungan hukum, teori efektivitas, dan teori hukum pembangunan. Tulisan ini berfokus pada 3 poin penting, yaitu: Perlindungan Obat Tradisional Minyak Karo sebagai Warisan Budaya Tak benda, sebagai Kearifan Lokal, dan Konsep Pembagian Manfaat Minyak Karo antara Perlindungan dan Pemanfaatan untuk kemajuan Karo di masa depan.
Pulu Sugihen
Share this content: